Pekerja Kulit Hitam dan Remaja Menghadapi Kehilangan Pekerjaan yang Tidak Proporsional Meskipun Perlambatan Ekonomi Secara Keseluruhan

15

Meskipun tingkat pengangguran nasional sebesar 4,6% pada bulan November – yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir – laporan ketenagakerjaan terbaru mengungkapkan kenyataan yang sangat tidak merata: Pekerja dan remaja kulit hitam mengalami peningkatan pengangguran yang jauh lebih tajam, khususnya remaja kulit hitam, yang menghadapi tingkat pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal pandemi. Ini bukan sekadar anomali statistik; Hal ini merupakan kelanjutan dari pola yang sudah terdokumentasi dengan baik, dimana “pendinginan” perekonomian berdampak secara tidak proporsional terhadap kelompok masyarakat yang sudah rentan.

Masalah intinya adalah rata-rata mengaburkan kesenjangan kritis. Meskipun perekonomian secara keseluruhan tampak stabil, dengan melambatnya inflasi dan potensi penurunan suku bunga, pengalaman yang dialami banyak keluarga menunjukkan cerita yang berbeda. Tingkat pengangguran yang dialami pekerja kulit hitam melonjak secara signifikan, sehingga memperlebar kesenjangan yang jarang sekali bisa terselesaikan bahkan di masa perekonomian sedang kuat. Bagi remaja kulit hitam, lonjakan ini bahkan lebih memprihatinkan, karena peluang kerja dini – yang penting untuk pendapatan jangka panjang dan kepercayaan diri – menjadi semakin langka.

Mengapa Ini Penting: Konteks Historis dan Kerentanan Sistemik

Para ekonom dan kelompok kebijakan ketenagakerjaan secara konsisten menunjukkan bahwa Pengangguran kulit hitam meningkat lebih cepat dan pulih lebih lambat dibandingkan rata-rata nasional selama tekanan ekonomi. Ini bukan suatu kebetulan. Penelitian dari organisasi seperti WorkRise, University of Minnesota Law School, dan publikasi di Research in Social Stratification and Mobility semuanya mengkonfirmasi tren ini. Alasan yang mendasarinya antara lain:

  • Kerentanan yang lebih besar terhadap guncangan ekonomi : Pekerja berkulit hitam lebih cenderung dipekerjakan di sektor-sektor yang rentan terhadap PHK selama krisis ekonomi.
  • Praktik perekrutan yang diskriminatif : Bias implisit dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan secara tidak proporsional di kalangan pekerja kulit hitam ketika pemberi kerja mengurangi stafnya.
  • Terbatasnya akses terhadap jaring pengaman sosial : Lebih sedikit aset likuid dan stabilitas keuangan yang lebih lemah membuat keluarga kulit hitam kurang siap menghadapi pengangguran.

Dampaknya terhadap Remaja dan Keluarga

Pengangguran remaja, yang biasanya melebihi angka pengangguran nasional, telah meningkat secara mengkhawatirkan. Hal ini sangat merugikan karena posisi entry-level dan musiman – seringkali merupakan anak tangga pertama dalam jenjang pekerjaan – adalah posisi pertama yang hilang ketika pemberi kerja menjadi berhati-hati. Bagi remaja, terutama mereka yang berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan keuangan, kehilangan pekerjaan berarti lebih dari sekedar kehilangan uang untuk dibelanjakan. Hal ini berarti lebih sedikit peluang untuk membangun kemandirian, tabungan, dan momentum karier.

Situasi saat ini terasa sangat genting karena keterputusan ekonomi antara indikator tingkat makro dan kesulitan di dunia nyata semakin melebar. Keluarga-keluarga merasakan tekanan bahkan tanpa adanya resesi: rencana yang tertunda, anggaran yang lebih ketat, dan kekhawatiran finansial yang meningkat.

Poin Penting

Laporan ketenagakerjaan bulan November berfungsi sebagai pengingat penting bahwa pemulihan ekonomi tidak bersifat monolitik. Pekerja kulit hitam dan remajalah yang paling terkena dampak perlambatan ini, dan pola historis menunjukkan bahwa kesenjangan ini akan terus berlanjut. Pengalaman kerja sejak dini sangat penting, dan hilangnya pengalaman kerja dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, terutama bagi kelompok marginal.

Bagi keluarga-keluarga yang sedang menghadapi PHK atau kesulitan mendapatkan pekerjaan, ini bukan sekadar masalah statistik. Ini tentang ketidakstabilan dunia nyata, mimpi yang tertunda, dan perhitungan ulang yang diam-diam terjadi di rumah tangga ketika perekonomian berubah.

Data tersebut memperjelas: pelambatan pasar kerja tidak memberikan dampak yang sama bagi semua orang, dan mengabaikan kesenjangan ini hanya akan memperburuk kesenjangan yang ada.