Gen Z tentang Kesehatan Mental & Karir: Menjembatani Paradoks Dengan BetterHelp

19

Generasi Z menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya: kejenuhan media sosial, isolasi di era pandemi, dan ekspektasi orang tua yang tinggi. Konteks unik ini menjadikan mereka generasi yang paling terbuka tentang kesehatan mental dan yang paling mungkin menganggap terapi sebagai tanda kelemahan – sebuah kontradiksi yang mencolok. Diskusi baru-baru ini antara chief growth officer BetterHelp, Sara Brooks, dan anggota SheKnows Teen Council – Greta, Juliet, Anaïs, dan Clive – menjelaskan paradoks ini dan mengeksplorasi bagaimana kaum muda menavigasi perasaan kompleks ini sambil merencanakan masa depan.

Paradoks Kesehatan Mental: Keterbukaan vs. Stigma

Percakapan tersebut menyoroti ketegangan utama: Generasi Z secara terbuka mendiskusikan kesehatan mental secara online, namun banyak yang masih menyimpan stigma internal mengenai cara mencari bantuan profesional. Juliet menunjukkan “paradoks yang menarik” ini, sementara Brooks menekankan perlunya menormalkan terapi sebagai alat proaktif, bukan upaya terakhir. Tekanan untuk tampil kuat dan mandiri, terutama di lingkungan yang sangat kompetitif, berkontribusi terhadap keengganan ini.

Saran Karir & Mencabut Kabel: Pelajaran Dari Atas

Brooks berbagi nasihat praktis tentang pengambilan keputusan karier dan menjaga kesejahteraan mental di bidang yang penuh tantangan. Dia menggambarkan pendekatannya untuk melepaskan diri dari pekerjaan, menganjurkan waktu yang dihabiskan di luar ruangan sebagai praktik restoratif. Greta mengaitkan hal ini dengan pengalamannya sendiri saat mendaftar ke perguruan tinggi, menyeimbangkan tekanan akademis dengan keinginan untuk bersenang-senang.

Terlalu Banyak Berpikir & Kelumpuhan Analisis: Perjuangan Bersama

Percakapan tersebut menyelidiki fenomena “kelumpuhan analisis” – terlalu memikirkan keputusan hingga tidak ada tindakan. Greta sangat mengidentifikasi perjuangan ini, mengenalinya dalam pendekatannya sendiri terhadap pilihan-pilihan besar dalam hidup. Wawasan ini menggarisbawahi perlunya Gen Z untuk mengembangkan mekanisme penanggulangan untuk mengelola kecemasan dan kelelahan dalam mengambil keputusan.

Pencari Terapi yang Cocok: Pendekatan BetterHelp

Clive menjelaskan proses pencocokan BetterHelp, yang menggunakan kuis penerimaan terperinci untuk menghubungkan pengguna dengan terapis yang sesuai. Pendekatan platform ini memprioritaskan personalisasi, menyadari bahwa terapi yang efektif memerlukan kecocokan terapis-klien yang kuat. Hal ini menyoroti pentingnya menemukan seorang profesional yang memahami kebutuhan dan preferensi individu.

Menemukan Koneksi: Online vs. Tatap Muka

Clive juga mencatat kemampuan unik platform online untuk memfasilitasi koneksi yang mungkin tidak dapat dilakukan secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa ruang digital dapat memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan mental, terutama bagi mereka yang berjuang menghadapi hambatan tradisional dalam mengakses layanan kesehatan.

Percakapan antara Sara Brooks dari BetterHelp dan SheKnows Teen Council mengungkap generasi yang bergulat dengan tekanan unik, namun secara aktif mencari solusi. Keterbukaan Gen Z tentang kesehatan mental adalah tren positif, namun stigma seputar terapi masih ada. Dengan menormalkan bantuan profesional dan memprioritaskan perawatan diri, kaum muda dapat mengatasi tantangan ini dan membangun landasan untuk kesejahteraan jangka panjang