Perjuangan Mantan Bintang Cilik Menyoroti Kegagalan Kesehatan Mental Sistemik

18

Video viral baru-baru ini tentang Tylor Chase, yang terkenal karena perannya dalam Ned’s Declassified School Survival Guide Nickelodeon, telah memicu perbincangan tentang tantangan dalam mengakses layanan kesehatan mental. Klip tersebut, yang menunjukkan Chase tinggal di jalanan, dengan cepat menyebar ke media sosial, memicu kekhawatiran dan pertanyaan luas tentang mengapa dukungan yang efektif masih sulit diperoleh, bahkan bagi mereka yang memiliki visibilitas publik.

Realitas Keras dari Penyakit Mental

Situasi Chase – yang didiagnosis menderita gangguan bipolar dan berjuang untuk menjaga stabilitas – menggarisbawahi masalah kritis. Permohonan ibunya untuk melakukan intervensi medis dibandingkan bantuan keuangan sangatlah realistis. Uang saja tidak dapat memenuhi kebutuhan kesehatan mental yang mendasar, terutama ketika individu menolak atau tidak dapat secara konsisten mematuhi pengobatan. Hal ini mencerminkan permasalahan yang lebih luas: orang dewasa dengan penyakit mental seringkali tidak dapat dipaksa untuk mendapatkan perawatan kecuali dianggap membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain.

Kisah ini mencerminkan kasus-kasus penting lainnya, seperti perjuangan Nick Reiner, putra Rob dan Michele Reiner, yang memiliki sejarah panjang kecanduan dan krisis kesehatan mental yang menggambarkan betapa sumber daya yang besar sekalipun tidak dapat menjamin stabilitas. Seorang mantan anggota keluarga menggambarkan ketidakstabilan selama bertahun-tahun, menggarisbawahi keterbatasan dukungan eksternal ketika seseorang menolak pengobatan.

Stigma Generasi dan Hambatan Sistemik

Kurangnya layanan kesehatan yang dapat diakses semakin diperumit oleh stigma yang diturunkan dari generasi ke generasi. Laporan BetterHelp tahun 2025 menemukan bahwa 37% Gen Z memandang mencari konseling sebagai tanda kelemahan, meskipun generasi ini melaporkan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi. Hambatan di dunia nyata juga mencakup biaya yang mahal, daftar tunggu yang panjang, kekurangan penyedia layanan, dan ketidakpercayaan terhadap profesional kesehatan mental. Hambatan-hambatan ini sangat akut bagi kaum muda yang sedang menavigasi sistem yang kompleks.

Situasi ini diperburuk dengan adanya kerangka hukum yang mengutamakan otonomi individu. Orang yang dicintai dapat memberikan dukungan, namun pada akhirnya, orang dewasa dapat menolak pengobatan meskipun hal tersebut menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan. Salah satu kisah pribadi merinci bagaimana seorang teman mengalami episode manik parah dan psikosis, namun berulang kali menghindari evaluasi dengan menunjukkan sikap tenang kepada dokter, yang pada akhirnya menolak pengobatan dan kehilangan pekerjaan, tunangan, dan asuransi kesehatan.

Kekhawatiran Etis dan Pengabaian Industri

Video viral itu sendiri menimbulkan pertanyaan etis tentang eksploitasi seseorang yang berada dalam kesulitan. Banyak yang mengkritik tindakan pembuatan film dan berbagi perjuangan Chase secara online, sementara yang lain mempertanyakan peran industri hiburan dalam kegagalan melindungi mantan bintang cilik. Fokus pada perhatian terhadap virus menyoroti perlunya pilihan perawatan yang berkelanjutan dan berjangka panjang.

Inti permasalahannya bukan hanya soal kesadaran; ini tentang kegagalan sistemik yang menyebabkan individu-individu yang rentan, bahkan mereka yang memiliki profil publik, tidak mendapatkan dukungan yang memadai ketika mereka sangat membutuhkannya.

Pada akhirnya, kasus Tylor Chase menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan perubahan sistemik dalam layanan kesehatan mental. Meningkatkan akses, mengurangi stigma, dan mengatasi hambatan hukum merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan dukungan yang layak mereka terima.