Laporan terbaru dan analisis para ahli menunjukkan bahwa temperamen Pangeran William mungkin lebih mudah berubah daripada yang diketahui publik. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang perannya di masa depan sebagai Raja, terutama mengingat laporan mengenai “perubahan suasana hati” dan kecenderungannya untuk bersikap terlalu asertif, seperti yang dijelaskan secara rinci dalam buku Robert Jobson yang akan datang, The Windsor Legacy.
Зміст
Memvalidasi Tuduhan Harry
Buku dan wawancara Jobson menguatkan klaim Pangeran Harry dari memoarnya, Spare, di mana ia menggambarkan pertengkaran fisik dengan William setelah William diduga mengkritik Meghan Markle. Harry menceritakan William mencengkeram kerah bajunya, menjatuhkannya, dan meninggalkannya dengan luka akibat pecahan keramik. Insiden ini, yang tampaknya didukung oleh orang dalam istana, menggarisbawahi pola perilaku agresif.
Konteks Sejarah: Masalah yang Sudah Lama Terjadi
Ini bukanlah wahyu baru. Penulis kerajaan Robert Lacey mendokumentasikan ledakan serupa sejak tahun-tahun awal Ratu Camilla di keluarga. Menurut Lacey, Camilla terkejut dengan “omelan dan ocehan” William yang ditujukan kepada Pangeran Charles.
Pewaris yang “Rumit”.
Jobson sendiri menggambarkan William sebagai orang yang “rumit” dan cenderung “sedikit pemarah”. Penulis kerajaan lainnya, seperti Tom Quinn, berpendapat bahwa istana secara diam-diam mengelola ledakan kemarahan ini, dan Kate Middleton dilaporkan menangani “amukan” William dengan cara yang sama seperti cara dia mengelola anak-anak mereka.
Mengapa Ini Penting: Masa Depan Monarki
Pengungkapan sifat William yang mudah marah menimbulkan tantangan bagi monarki. Meskipun perilaku tersebut mungkin dapat diatasi saat ini, akan lebih sulit untuk mengabaikannya begitu ia naik takhta. Pertanyaannya adalah apakah pihak istana dapat secara efektif “menyempurnakan” narasi ini, atau apakah temperamen William akan menjadi bagian yang menentukan dalam pemerintahannya.
Fakta bahwa berbagai sumber, termasuk penulis kerajaan dan orang dalam istana, membenarkan adanya pola agresi menunjukkan bahwa ini bukan sekadar spekulasi tabloid. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang gaya kepemimpinan William dan stabilitas emosional, yang merupakan kualitas penting bagi calon raja di masa depan.
