Kelce di Girl Dads: Tantangan Tak Terduga dalam Membesarkan Anak Perempuan

3

Pensiunan pemain NFL Jason Kelce baru-baru ini membahas kesulitan mengejutkan dalam mengasuh empat anak perempuan, berbagi wawasan tentang perjuangan menyeimbangkan disiplin dengan pesona anak kecil yang tak tertahankan. Meskipun Kelce dan istrinya, Kylie, umumnya menyetujui pendekatan pengasuhan yang tegas, dia mengakui bahwa menolak permintaan putrinya—terutama tatapan mata anak anjing—bisa jadi “sangat sulit”.

Pola Pikir Awal vs Realita

Kelce awalnya bermaksud membesarkan anak perempuannya dengan ketegasan yang sama seperti yang dia terapkan pada anak laki-laki, dengan tujuan menghindari dinamika “gadis kecil ayah” di mana anak-anak mendapatkan semua yang mereka inginkan. Namun, dia segera menyadari bahwa hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Dia menggambarkan kesulitan yang dihadapi dalam menolak permohonan mereka, mengakui betapa sulitnya untuk tidak menyerah ketika dihadapkan dengan penampilan tertentu.

Peran Kylie dalam Disiplin

Kylie Kelce tampaknya lebih mendisiplinkan keduanya, lebih menolak untuk menuruti permintaan anak-anak. Jason mengaku mudah menyerah pada masalah-masalah kecil seperti suguhan, tetapi ia tegas dalam hal keegoisan, kekejaman, atau kebohongan. Pembagian ini menyarankan pendekatan pragmatis di mana batasan bersifat fleksibel namun tidak dapat dinegosiasikan mengenai nilai-nilai inti.

Realitas Kekacauan Masa Remaja

Pengamatan Kelce selaras dengan pengalaman mengasuh anak yang lebih luas: anak-anak, apa pun jenis kelaminnya, adalah makhluk yang kompleks dan tidak dapat diprediksi. Kylie menggambarkan permainan putri mereka sebagai perubahan antara kerja sama yang harmonis dan pertandingan gulat yang menyeluruh. Dualitas ini menggarisbawahi kenyataan bahwa anak-anak yang berpenampilan paling manis pun memiliki momen emosi dan konflik yang intens.

Mengapa Ini Penting

Kejujuran Kelce tentang tantangan mengasuh anak bergema karena hal itu menghancurkan ekspektasi yang tidak realistis. Stereotip “gula dan rempah-rempah” terhadap anak perempuan bertentangan dengan perilaku mereka yang sebenarnya—seperti halnya anak laki-laki tidak selalu tabah dan disiplin. Pengakuan ini berguna karena menormalkan kekacauan dalam mengasuh anak, meyakinkan orang tua lainnya bahwa perjuangan itu bersifat universal.

Pada akhirnya, pendekatan Kelce menekankan bahwa pola asuh yang efektif melibatkan batasan yang tegas dan kemauan untuk menerima anak apa adanya—termasuk sifat mereka yang kacau dan tidak dapat diprediksi.